AMX MK61 : Howitzer 105mm Self Propelled Armed TNI AD

AMX MK61 Yon Armed TNI AD dalam sebuah defile

Bila diperhatikan secara detil, ada yang menarik dalam perhelatan HUT ABRI/TNI. Entah ada defile peralatan tempur atau tidak, pada latar pasukan yang berbaris, selalu ada sosok kendaraan lapis baja yang parkir rapi, terkesan perkasa dengan laras meriam yang dinaikan secara maksimum. Sosok tersebut, dapat di identifikasi sebagai AMX MK61. Secara kasat mata, AMX MK61 tak ubahnya sebuah tank, dirancang dengan platform chasis dari tank ringan AMX-13 yang jadi tulang punggung kavaleri TNI AD.

Ibarat tak kenal mala tak sayang, mari kita tinjau sosok AMX MK61. Berangkat dari segi usia, jelas alutsista ini sudah tak muda lagi, meski belum terlalu uzur. AMX MK61, dalam lingkungan TNI disebut sebagai meriam 105mm GS (Gerak Sendiri), ini dikarenakan memang kodrat aslinya sebagai meriam kaliber 105mm yang punya mobilitas dengan sistem self propelled. Meski penggeraknya berupa bodi tank, tak lantas MK61 mausk sebagai arsenal senjata korps kavaleri, di lingkungan TNI AD, AMX MK61 masuk dalam kedinasan elemen artileri medan.

Menurut informasi dari Pusdikarmed, AMX MK61 mulai memperkuat elemen satuan armed TNI AD pada medio akhir tahun 70-an hingga 1982, jumlah yang didatangkan dari Perancis sebanyak 57 pucuk dengan sebutan proyek Guntur Geni II. Seiring perjalanan waktu dan reorganisasi, kini ada dua batalyon armed yang mengusung MK61, yakni Yon Armed-4/105 GS yang berada di bawah Kodam III Siliwangi – bermarkas di Cimahi, Jawa Barat. Dan Yon Armed-7/105 GS Bring Galih yang berada di bawah Kodam Kodam Jaya – bermarkas di Cikiwul, Bekasi.

Sering tampil dalam berbagai perhelatan, membuat MK61 sosoknya terbilang populer
AMX MK61 Kodam Jaya

Desain
Secara kesluruhan AMX MK61 mempunyai bobot total 16,5 ton dengan karoseri model all welded hull yang cukup kokoh. Ruang kemudi dibagian depan sebelah kiri diapit oleh ruang mesin. Di belakang keduanya terletak ruang kendali senjata utama, berupa kubah meriam Howitzer 105mm. Meski bukan ranpur amfibi, MK61 dapat mengarugi sungai secara terbatas, pada bagian depan terdapat lempeng logam untuk memecah gelombang air.

Demi alasan keamanan, knalpot tempat pembungan gas sisa pembakaran tidak ditempatkan pada bagian belakang. Namun justru ditempatkan pada sisi kanan bodi, tabunng knalpot ditempatkan di atas spakbor perangkat penggerak sebelah kanan. Hal ini juga lumrah diterapkan pada AMX-13 versi kanon, maupun AMX-13 VCI/APC.

Seluruh karoseri dan kubah senjata MK61 tersusun dari lempengan baja dengan ketebalan beragam. Untuk bagian depan ketebalannya 15-40 mm, lalu untuk atap badan 10 mm, dan bagian belakang baja setebal 15 mm. Untuk mengurangi efek hancur dan ledakan, maka bagian perut (hull floor) disusun oleh lempengan baja dengan ketebalan antara 10-20mm. Untuk kubah sendiri ketebalan bajanya 20 mm.

Kompartemen pengemudi AMX MK61
Posisi pipa knalpot di sisi kanan bodi
Tampilan pintu bagian belakang

Sistem suspensi MK61 menganut sistem torsion bar, dimana unsur penyusun sistem suspensi pada tiap sisi terdiri atas lima roda penggerak biasa berbahan karet, ditambah satu roda gigi penggerak rantai penjejak di bagian depan, satu roda dukungan gerak dan tiga alat pembalik arah putar rantai penjejak. Dari kelima roda rantai pada tiap-tiap sisi, roda kesatu dan roda kelima dilengkapi alat peredam kejut yang bekerja secara hidrolik. Sedangkan mata rantai penjejak terbuat dari bahan logam baja yang dapat dipasangi bantalan karet untuk mengurangi kerusakan pada lapisan jalan aspal.

Howitzer 105mm
Senjata utama MK61 adalah howitzer M1850 kaliber 105mm. Jumlah alur di dalam laras 23 atau 30 tergantung permintaan konsumen. Pada ujung laras M1950 terdapat alat peredam efek ledakan bersaluran ganda yang tak dilengkapi dengan alat pembuang asap sisa pemembakkan. Laras meriam ini dapat menunduk hingga membentuk sudut 66 derajat serta menoleh ke kiri maupun ke kanan hingga 20 derajat. Juru senjata dapat mengatur seluruh posisi arah hadap laras dengan menyetel posisi secara manual dengan dibantu alat penggerak, serta pengukur yang bekerja secara mekanik.

Guna menjamin akurasi tembakan, juru tembak dilengkapi dengan goniometer L841.9 dan teleskop L881. Tingkat pembesaran obyek pandang bisa mencapai empat kali, sedangkan tingkat pembesaran teleskop bisa mencapai enam kali.

Demo persiapan penembakan AMX MK61 saat HUT Kodam Jaya di Kemayoran – 1996

Ada dua jenis amunisi yang bisa dimuntahkan dari meriam ini, yakni proyektil dengan isian berupa bahan kimia peledak tipe HE (high explosive) dan tipe HEAT (high explosive anti tank). Amunisi kesatu berbobot 16 Kg, kecepatan lesat proyektil mencapai 670 meter per detik dengan jangkauan maksimum 15 Km. Sementara amunisi kedua, bobot total dan jangkauannya sama dengan amunisi kesatu, tapi kecepatan lesat proyektilnya bisa mencapai 700 meter per detik. Amunisi HE dirancang untuk menghajar posisi pasukan infantri dan obyek lunak, sedangkan amunisi kedua disasar untuk melibas tank dan perkubuan yang kuat.

Sebagai ilustrasi, dalam jarak 10Km amunisi HEAT dapat menjebol lapisan baja setebal 350mm pada sudut hantaman nol derajat. Dalam sekali jalan, AMX MK61 dapat membawa 50 butir amunisi HE dan enam butir amunisi HEAT.

Kompartemen juru tembak pada bagian dalam kubah
Deretan amunisi ditempatkan pada sisi dinding baja

Guna menghadapi ancaman serangan langsung dari infanteri atau serarangan udara bertaraf ringan. Maka di di kubah atap sang komandan dipasangi sepucuk senapan mesin M60 kaliber 7,62mm, bekal amunisi yang dibawa yakni 2000 butir. Senjata ini juga didukung dengan sebuah lampu sorot. Sayangnya AMX MK61 tidak dilengkapi dengan jajaran tabung pelontar granat asap, padahal granat asap cukup efektif sebagai perlindungan pasif disaat situasi genting.

Mesin
Tidak seperti versi AMX kanon yang sudah di retrofit, untuk mesin AMX MK61 masih menggunakan desain mesin asli, yakni mesin bensin. Menggunakan jenis mesin SOFAM8Gxb dengan tenaga 250 PK, MK61 dapat melaju dengan kecepatan maksimum 60Km per jam hingga jarak 350Km. Dengan jarak tempuh sejauh itu, tingkat konsumsi bahan bakarnya sebesar 1,3 liter per kilometer. Dalam sekali jalan, kapasitas tanki MK61 bisa menyesot 450 liter bensin.

Dapakai 4 Negara
Rancangan alutsista ini sudah ada sejak tahun 1958, ketika itu MK61 untuk pertama kali dipersembahkan untuk memenuhi kebutuhan AD Perancis. Di seluruh dunia, selain Indonesia dan tentunya Perancis, ada dua negara lainnya yang juga menggunakan MK61, yakni Belanda dan Maroko. Hanya saja, sebagai negara maju, Perancis dan Belanda sudah sejak lama mempensiunkan MK61, sedangkan di Indonesia dan Maroko, meriam ini masih berdinas aktif.

Bagi AD Perancis, AMX MK61 adalah masa lalu, mereka kini menggunakan GCT yang lebih sangar, ampuh, dan kubah dapat diputar, kanon ini berkaliber 155mm

Untuk ukuran negara sekelas Perancis dan Belanda, kaliber 105mm untuk lini howitzer self propelled terbilang sudah ketinggalan jaman, dan dipandang terlalu kecil untuk memberikan daya deteren pada lawan. Maka itu, kini AD Perancis telah menggunakan GCT yang mengadopsi chasis MBT AMX-30, kaliber yang diusung pun cukup besar, yakni 155mm. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Spesifikasi AMX MK61
Negara asal : Perancis,
Berat : 16,5 ton
Panjang : 6,40 meter
Lebar : 2,65 meter
Tinggi : 2,70 meter
Awak : 5 orang
Mesin : SOFAM – bensin
Kecepatan max : 60 Km per jam
Jarak tempuh : 350Km
Tipe Howitzer : M1850 kaliber 105mm

21 Comments