Mil Mi-17-V5: Helikopter Angkut Multi Peran Andalan Puspenerbad
|Setelah cukup lama berpisah dari kedigdayaan alutsista asal Rusia, kini Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) kembali bisa membusungkan dada dengan dimilikinya heli Mi-17-V5. Sebuah heli angkut sedang yang punya kapasitas angkut jauh lebih besar dibanding arsenal helikopter Penerbad selama ini yang didominasi buatan AS.
Baca juga: 10 Tahun Terakhir, Rusia Telah Ekspor 850 Unit Helikopter, Mi-17V5 Jadi yang Terlaris
Pada dasarnya sesuai kode yang ada, Mi-17-V5 skadron 31 merupakan subvarian pengembangan generasi kelima. Ciri dari heli ini terasa dari warna cat abu-abu untuk dalam kabin yang bisa menampung 30 personel bersenjata lengkap. Tempat duduk personel menempel pada kedua sisi dalam kabin penumpang (posisi saling berhadapan). Bila difungsikan sebagai heli ambulance, kabin dapat diisi 12 tepat tidur lipat dan satu bangku untuk tenaga medis.
Merujuk ke kesatuannya, Skadron 31 Serbu Puspenerbad resmi berdiri pada 23 Maret 2006 dan bermarkas di Lanumad Ahmad Yani, Semarang – Jawa Tengah. Kala itu kekuatannya masih terdiri dari sepasang heli serang Mi-35P Hind. Saat ini komposisi Skadron 31 Serbu sudah dalam kategori lengkap, terdiri dari 5 heli serang Mi-35P dan 12 heli angkut taktis Mi-17-V5. Semua armada helikopter di skadron ini adalah rancangan biro desain Mil Moscow Helicopter, sedangkan untuk pabrikannya adalah Kazan Helikopter.
Mi-17 dilengkapi tiga pintu sebagai fasilitas akses keluar rmasuk. Masing-masing sebuah pintu terdapat di kanan dan kiri. Selanjutnya di bagian belakang terdapat pintu rampa (ramp door), bukan pintu model cangkang. Di lingkungan TNI, saat ini hanya Mi-17 sebagai helikopter yang punya pintu ramp, umumnya ramp door ada di pesawat angkut, seperti C-130 Hercules dan CN-235.
Sementara untuk pintu model cangkang (clamshell) kini digunakan oleh heli ringan BO-105, dan heli angkut sedang tempo doeloe Mi-4 Hound. Sejenak kembali ke masa lalu, di tahun 60-an TNI AU pernah mengoperasikan heli angkut berat Mil Mi-6, dan heli ini juga dibekali ramp door dengan ukuran lebih besar.
Kembali kabin penumpang, terdapat dua dudukan senapan mesin yang tersebar di empat titik (jendela). Sepasang di dekat pintu depan (kanan – kiri), dari pantauan saat ajang Pameran Alutsista TNI AD di lapangan Monas, November 2013 silam, tampak jenis senjatanya adalah FN MAG kaliber 7,62mm. Sedangkan untuk jenis senjata dibelakangnya (kiri dan kanan) adalah tipe SS-1 kaliber 5,56mm. Kehadiran dua jenis senapan mesin tadi sifatnya portable, fungsinya lebih ditekankan sebagai bantuan tembakan secara terbatas.
Selain dudukan senjata tadi, pada sisi kanan dan kiri bagian tengah kabin bisa dipergoki lubang sambungan pipa. Ini tak lain fasilitas bagi empat tabung bahan bakar cadangan yang bisa bisa dipasang menggantikan posisi tempat duduk pasukan. Setiap tabung punya kapasitas sekitar 975 liter. Dalam kondisi standar setiap unit Mi-17 sudah dibekali sepasang tangki bahan bakar dikanan dan kiri luar body dengan kapasitas masing-masing 1000 liter. Bila seluruh kemampuan angkut bahan bakar tadi digabungkan, maka secara teknis heli dapat melakukan terbang feri selama 6 jam non stop.
Beranjut ke soal pengoperasian, ada karakter khas pada heli-heli Rusia, contohnya untuk menghidupkan kedua mesin, lantaran lubang exhaust mengarah kesamping maka proses pengaktifan mesin harus dilakukan dengan memperhatikan arah angin. Bila angin dari arah kanan maka mesti mengaktifkan mesin sebelah kiri terlebih dahulu. Sifat serupa berlaku ketika heli mulai beranjak ke udara. Terkait efek putaran baling-baling, putarannya yang searah jarum jam membuat ada kecenderungan body miring ke arah kanan, bukan ke kiri seperti heli-heli buatan barat.
Untuk urusan sumber tenaga, Mi-17 dibekali sepasang mesin turboshaft Isotov TV3-117VMA, setiap mesin mampu menyemburkan daya hingga 2.200 shp. Spesifikasi mesin pada Mi-17adalah sama dengan heli serang Mi-35P, bedanya pada Mi-35P tenaga besar dipakai untuk membawa persenjataan berat maka pada Mi-17 tenaga besar digunakan untuk membawa beban. Karena punya spesifikasi mesin yang serupa, maka untuk perawatan mesin antara Mi-17 dan Mi-35P tidak ada perbedaan.
Bila ditengok dari sejarahnya, Mi-17 dikembangkan dari basis airframe varian heli Mi-8. Setidaknya ada dua perbedaan utama yang bisa dipergoki. Dari segi fisik paling mencolok terdapat pada rotor belakang. Posisinya untuk Mi-8 berada di sebelah kanan, sedangkan pada Mi-17 ada disebelah kiri. Untuk mesin, tenaga yang disemburkan Mi-17 lebih besar ketimbang Mi-8. Sebagai tambahan info, dikalangan militer Rusia kode Mi-17 tak begitu populer. Mereka lebih suka menyebutnya sebagai Mi-8M.
Dalam dua dekade belakangan ini, pasar helikopter angkut serba guna cukup marak. Tiap tahun sedikitnya ada 100 unit heli serba guna yang berhasil dijual ke berbagai negara. Namun jenis yang benar-benar merajai pasar jumlahnya tak seberapa.
Rusia terkenal sebagai produsen papan atas untuk kelas heli angkut sedang dan berat. Nama-nama seperti Mi-4 Hound, Mi-6 Hook, dan Mi-8 Hip telah menjadi primadona banyak angkatan bersenjata di dunia. Dari sederet nama tadi, Mi-8 adalah yang paling populer. Ide pembuatan Mi-8 sendiri karena Uni Soviet merasa tersaingi dengan hadirnya heli Sea King, adanya Mi-4 kala itu dinilai sudah tak sesuai lagi dengan kebutuhan operasional.
Dengan basis Mi-6 dan heli angkut serang Mi-24 Hind, terciptalah heli angkut serba guna Mi-8. Lewat pengembangan lanjutan, kemudian dihasilkan Mi-17 selaku versi ekspor. Puluhan negara,tidak hanya negara sekutu Rusia yang mengadopsi heli ini, bahkan Mi-17 dipercaya sebagai heli andalan misi PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) dalam menjalankan tugas dikawasan konflik dan rawan bencana.
Meski merupakan varian ekspor dari Mi-8 dan punya struktur desain yang nyaris serupa. Tapi bila dipandang dari sisi kinerja keduanya memiliki perbedaan, ini terlihat dari tipe mesin, dimensi body, bobot total saat tinggal landas, dan knerja operasional lainnnya. Panjang total Mi-8 dari ujung bilah baling-baling utama (saat berputar) hingga ke ujung ekor mencapai 25,24 meter, sementara Mi-17 mencapai 25,35 meter.
Bobot badan Mi-17 saat tinggal normalnya adalah 11,1 ton, sementara bobot tinggal landas maksimumnya adalah 13 ton. Dari beban 13 ton tersebut, untuk kapasitas angkut di dalam kabin mencapai 4,07 ton dan kapasitas angkut di luar kabin (seperti membawa roket/bom/rudal/kanon atau sling cargo) bisa mencapai ukuran 5 ton.
Meski kodratnya adalah helikopter angkut, tapi dari pihak pabrikan telah menawarkan 10 jenis varian senjata dan perangkat elektronik yang bisa dibawa. Di antara yang cukup sangar adalah kontainer bom tabur anti personel PFM-1 Butterfly, empat rudal anti tank beragam jenis dengan pemandu laser, empat peluncur roket multi kaliber, dua bom penghancur beton FAB-250GP, ranjau laut, perangkat pengecoh rudal (chaff), torpedo jenis MK46, dan perangkat pengacau sinyal elektronik ICRM.
Dalam hal kecepatan, dengan kondisi bahan bakar 3.700 liter tanpa muatan, kecepatan jelajah maksimum Mi-17 bisa mencapai 262 km per jam. Sedangkan bila bobotnya telah mencapai batas maksimum, kecepatan jelajah hanya bisa 250 km per jam. Dengan memperhitungkan faktor kelebihan muatan sekitar 5 persen dari batas angkut maksimum, jangkauan jelajah Mi-17 adalah 465 km.
Sedangkan bila helikopter terbang tanpa muatan, maka jarak jelajahnya bisa mencapai 590 km. Kehandalan Mi-17 kian kentara dengan adanya unit peralatan catu tenaga cadangan yang memungkinkan Mi-17 mampu mendarat di landasan darurat, seperti tanah lunak, padang salju, bahkan bisa mendarat di air dengan bantuan kaki pelampung.
Masuk ke dalam ruang kokpit, beberapa perangkat avionik yang menyertai seperti peralatan radio pemancar penerima yang bekerja pada gelombang frekuensi tinggi (HF) dan frekuensi sangat tinggi (VHF), radio komunikasi internal (interkom), kompas radio, radar pengukur ketinggian (altimeter) yang dibekali GPWS (Global Positioning & Warning Systems), hingga perangkat autopilot, peralatan efek Doppler, dan perangkat sistem identifikasi kawan/lawan tipe SRO-2M, serta perangkat untuk menabur keping logam (chaff) atau bunga api (flare) sebagai pengecoh rudal.
Jumlah awak Mi-17 adalah tiga orang, untuk konstruksi kokpit menggunakan model ganda berdampingan, disertai dua unit kontrol terpisah dan tempat navigator. Guna melindungi keselamatan awak, bagian hidung terbuat dari kaca khusus yang dapat menahan terjangan proyektil kaliber 7,62mm.
Insiden Penembakan Heli Mi-17-V5 TNI AD di Papua
Kamis, 4 Agustus 2011, pukul 14.10 WIT – Helikopter Mi-17 Penerbad yang di BKO (Bawah Kendali Operasi) Kodam XVII/Cenderawasih, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal di sekitar Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya Papua. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Ali H Bogra, di Jayapura, mengonfirmasi kejadian tersebut.
Mi-17 yang dipiloti Mayor CPN Kandek dan Letnan Satu CPN Fandi, lepas landas dari Bandara Puncak Jaya dengan tujuan Wamena mengevakuasi seorang anggota TNI Yonif 753/AVT, atas nama Pratu Fana S Hadi. Tamtama ini adalah penembak senapan pada Komando Taktis Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan yang ditembak pihak tak diketahui di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Selasa (2/8/2011).
“Dua titik bagian badan helikopter itu berlubang akibat rentetan tembakan dari bawah itu,” kata Bogra. Dua titik itu adalah badan bagian bawah samping kiri roda depan di bawah kursi kopilot, dan di samping kanan dekat mesin pesawat. “Tembakan kedua ini bahkan menembus badan korban penembakan yang dievakuasi tersebut,” katanya.
Tembakan di titik kedua ini mengenai rusuk kiri Hadi. Kondisi korban yang sudah kritis menjadi semakin kritis sehingga membuat nyawanya tidak bisa tertolong lagi dan meninggal dalam penerbangan ke Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya.
Disulap Jadi Helikopter PBB
Sungguh mulia pemerintah Indonesia, meski alutsista yang dimiliki terbatas, termasuk dalam hal kuantitas, tapi tetap menunjukkan rasa “sosial” dalam pergaulan internasional. Hal ini dibuktikan untuk pertama kalinya, Mabes TNI akan mengirimkan tiga helikopter ke dalam misi perdamaian PBB yang bertugas di Darfur, Sudan. Ketiga heli yang terpilih, Mil Mi-17V5 Hip merupakan aset Skadron 31 Serbu (Puspenerbad) yang berpangkalan di Lanumad Ahmad Yani, Semarang. Dengan misi berlabel internasional di daerah konflik, ketiga heli harus memenuhi standar tinggi yang ditetapkan PBB.
Guna memenuhi permintaan ini, Puspenerbad pun menyiapkan tiga helikopter Mi-17V5 terbaik dari 12 unit heli sejenis yang dimiliki. Pilihan jatuh kepada HA-5156, HA-5157, dan HA-5159. Ketiga heli ini adalah hasil pengadaan terakhir tahun 2011 sehingga kondisinya masih sangat baik. Kalau melihat rekam jejaknya, HA-5156 baru mengantongi 115 jam terbang, HA-5157 mengantongi 102 jam terbang, dan HA-5159 mengumpulkan 237 jam terbang. Kondisinya masih sangat baru, dan ini memberikan kepercayaan diri tersendiri kepada Indonesia.
Mi-17 kita satu-satunya yang terbaru, sementara heli negara lain sudah ribuan jam terbang sehingga PBB pun surprise dengan heli kita. Tidak sedikit perombakan dan penambahan dilakukan terhadap ketiga Mi-17 ini guna memenuhi persyaratan yang diminta PBB. Secara umum ketiga heli dituntut mampu terbang instrument, karena tidak tertutup kemungkinan beroperasi di malam hari dan di cuaca yang berubah-ubah, membawa kargo di eksternal, mengirim-mengambil pasukan dengan teknik fastrope serta kemampuan beladiri.
Tidak hanya menyangkut sistem navigasi dan komunikasi, syarat ketat pun dititahkan sampai ke urusan penerbang. Dalam LOA (Letter of Assist) yang disampaikan PBB, disebutkan bahwa untuk mengawaki ketiga heli, Indonesia harus menyiapkan empat set kru yang terdiri dari empat pilot (PiC) dan empat kopilot. Untuk PiC harus memiliki minimal 1.500 jam terbang dengan 750 jam di antaranya in command dan 400 jam pada tipe dimaksud. Sebagai tambahan, PiC juga harus memiliki minimal 30 jam terbang instrument dan 50 jam terbang malam dengan NVG. Sementara kopilot harus mengantongi minimal 100 jam terbang di tipe dimaksud.
Demi alasan keamanan terbang, oleh Pemerintah Indonesia akhirnya disetujui setiap heli akan diawaki oleh dua set kru. Sehingga dengan tiga heli, disediakan enam pilot serta enam juga kopilot. Semua PiC (Penerbang I) berpangkat mayor sedangkan untuk kopilot (Penerbang II) berpangkat lettu dan seorang letda. “Dua orang di antaranya (kopilot) sudah kandidat pilot, namun belum sempat disupervisi karena keburu persiapan ke PBB,” kata Letkol CPN Eko Priyanto yang ditunjuk sebagai Komandan Satgas/ Komandan Detasemen Penerbad di Sudan.
Mengigat peran pentingnya Mi-17-V5 dalam mendukung mobiltas udara, termasuk guna mendukung operasi militer non perang, TNI AD rencananya bakal menambah 6 heli jenis ini lagi. “TNI AD menargetkan 18 unit Mi-17 sehingga satu batalyon pasukan dapat diangkut dalam waktu bersamaan,” ujar mantan KSAD Pramono Edhi Wibowo. Ia menambahkan daya angkut Mi-17 lebih besar dibandingkan Helikopter jenis Bell yang hanya mampu mengangkut 1/3 dari kekuatan satu batalyon. “Jadi helikopter ini sangat efektif apalagi TNI Angkatan Darat lebih banyak gelaran kekuatan di daerah perbatasan, daratan dan pegunungan,” ujar Pramono. (Diolah dar berbagai sumber)
Memang tepat TNI AD pilih heli ini, ketimbang berkhayal beli Black Hawk.
lha rencana mo beli APACHE aja sdg dikaji ulang kok karena mahalnya maintenance bla3x,mending banyakin dah tuh MI-17 daripada ngambil yg “aneh”2x tp ngeteng :), Close Infantry Support atau COIN keknya belom ada deh di daftar “multi peran” MI-17 punya indo….kagak pernah liat doi bawa rocket pods seeh, tempo hari ditembakin ama OPM ajah kgk bisa bales
MILMI17 merupakan heli multi guna yg tangguh.salut buat penerbad kita yg skr udah punya 12+ heli MILMI17.tetapi sy mau usul to indomiliter:kenapa AD tidak menambah MILMI35HIND atack heli,diupgrade atau klo mau beli baru pilih ke MILMI28 HAVOC,kenapa malah pilih AH64D apache longbow,yg secara avionic emang canggih,tapi bila lihat peta tropis gograp indonesia kita,macam tipe MILMI35,MI28havoc,AH1zking cobra,maap mungkin lebih episien efectiv digunakan di RI,ketimbang apache yg sangat mahal-trims
Heli serang?mau ngembat apa seeh?keruan banyakin heki angkut macem mi 17 ato black hawk,heli hybrid macem mi 35 boleh juga disamping angkut bs serang jg.kan heli angkut bs dipersenjatai juga jd heli gunship.yg serbaguna lah beli heli itu.kita ini rawan bencana,masih butuh banyak heli angkut buat bantuan n evakuasi.kalo buat ground attack kan dah punya tucano yg bs berperan kyk stuka jerman,jd anti personil,dive bomber atau tank killer.heli serang dedicated mubazir,keruan banyakin rudal jinjing anti tank/bunker sama shorad.trs beli deh air defence system buat pertahanan titik kayak s3000 n radar.sip kyknya
Setuju bro, masuk akal.
Titip pesen juga banyakin pesawat angkut medium supaya bisa mendarat di semua landasan nusantara.cn295 kayaknya pas untuk misi mliter maupun non militer.daripada herky bekas emang gede payloadnya tp mendaratnya terbatas.kalau pemerintah komit pada keputusannya untuk memberdayakan militer dalam penanganan bencana maka cn295 adalah jawabannya.payload mendekati herky tp bs mendarat dgn landasan setengah yg butuhin herky.kalau masih beli herky bekas juga maka itu namanya ngeles.ngatas namain rakyat tapi jelas gak kepake sama rakyat secara maksimal.jadi bkn cuma urusan ks cang bego aja kita learning by seeing tp untuk urusan janji pemerintah kita jg bs
untuk masalah KETEPU keknya kemenham bagaikan KELEDAI deh…dah dikadalin ama meneer waktu kontrak SIGMA eh kena amsyiong juga ama negeri “boy/girl band” janji TET TOT TET tp nyatanya?? KFX enggk jelas, KS juga palingan cuman “bekas” yg direfurbish 😉
Tempat machine gun nya d pasang Rifle abal SS-1 ama FN MAG
-_- ‘
mungkin kalo di ganti “M134 Minigun” bs keren itu Heli
nih Video M134 :
https://www.youtube.com/watch?v=lVgTTAukMOU
pasti keren kyk rembo dah klo di pasang itu
(nembak gq bakal meleset , berlindung di dalem Rumah pun masih Bisa berlubang orangnya)
Rifle abal2…emang situ gak tau SS1 sering menang lomba nembak?emang M16 punya daya bunuh?lha wong kalo luka kena peluru M16 sering bisa kabur korbannya.peluru minigun mana bisa nembus tembok kecuali ditembakan dari jarak dekat,kalibernya cuma 7,62 mm sekelas dengan AK 47.penetrasi pelurunya pun masih menang AK.kalo M2HB kaliber 12,7 mm baru bisa nembus tembok all aspect…